I.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan airsekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan
untuk hidup dan bergerak.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air
dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat
tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada
satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan
bagian dari tanah. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan
bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi
batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses
yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas
lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap
horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tubuh tanah (solum) tidak lain
adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia
tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersierdan
kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.( wikipedia.org/wiki/tanh.)
1.2
Tujuan Pratikum
1. Menentukan kelas tekstur dengan metode rasa
perabaan di laboratorium.
2. Melatih mahasiswa menguasain sidik cepat
penetapan tekstur sebelum melakukan deskripsi profil di lapangan.
3. Menentukan bentuk, ukuran dan kekuatan struktur
tanah secara cepat.
4. Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan
basah, lembab dan kering.
II.
Tinjauan Pustaka
Struktur tanah merupakan sifat fisik
tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung
satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.Struktur
tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel
pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat
humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk
sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang
lebih dalam. (
wikipedia.org/wiki/struktur-tanah.)
Tekstur tanah adalah keadaan tanah yang menunjukan
kasar halusnya tanah. Ini dapat dideteksi dengan cara memirit tanah denngan
jari tangan. (
wikipedia.org/wiki/tekstur-tanah.)
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanahdengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. ( wikipedia.org/wiki/kosistensis-tanah.)
Macam macam struktur tanah
:
1. Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.(
1. Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.(
B.Klasifikasi Tekstur Tanah
Pengelompokan tanah terdiri dari : pasir, debu, liat
1) Pasir
- memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
- berbutir
- tidak lengket
- tidak bias dibentuk bola atau gulungan
- pengalirkan air (porous/permeable)
2) Debu/Endapan
- terasa tidak kasar
- masih terasa berbutir
- agak melekat
- dapat dibentuk bola atau tegak
3) Liat
- terasa berat
- halus
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola dengan baik
- mudah digulung
- juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih
- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)
Tabel klasifikasi tekstur tanah
Mm Inchi Klasifikasi
2,0 0,08 Sangat kasar pasir
1,0 0,04 Kasar pasir
0,500 0,002 Sedang pasir
0.100 0.004 Halus pasir
0,050 0,002 Sangat halus pasir
0,002 0,008 Debu
0,002 0,009 liat ( wikipedia.org/wiki/tekstur.)
Pengelompokan tanah terdiri dari : pasir, debu, liat
1) Pasir
- memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
- berbutir
- tidak lengket
- tidak bias dibentuk bola atau gulungan
- pengalirkan air (porous/permeable)
2) Debu/Endapan
- terasa tidak kasar
- masih terasa berbutir
- agak melekat
- dapat dibentuk bola atau tegak
3) Liat
- terasa berat
- halus
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola dengan baik
- mudah digulung
- juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih
- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)
Tabel klasifikasi tekstur tanah
Mm Inchi Klasifikasi
2,0 0,08 Sangat kasar pasir
1,0 0,04 Kasar pasir
0,500 0,002 Sedang pasir
0.100 0.004 Halus pasir
0,050 0,002 Sangat halus pasir
0,002 0,008 Debu
0,002 0,009 liat ( wikipedia.org/wiki/tekstur.)
Faktor yang mempengaruhi
pembentukan agregat
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2.
Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.
( wikipedia.org/wiki/agregat-tanah.)
(I) Konsistensi Basah
1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
1.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah
membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.
(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.
(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
(II) Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.( Anonymous, 2010)
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.( Anonymous, 2010)
(III) Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).
Metode
pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu :
a.
Secara Kualitatif
Metode
pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa
tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air
tanah.
b.
Secara Kuantitatif
Metode
pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan
angka Atterberg.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:
(1) tekstur
tanah, sruktur tanah, kadar air tanah.
(2) sifat
dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah. ( Anonymous, 2010)
III.
Metodologi
3.1
Alat dan Bahan
·
Bahan
:1. Tanah kering angin <2mm, akuades.
2. Bongkahan tanah dari berbagai
lapisan, dan jenis tanah.
3. Bongkahan tanah dari berbagai
jenis lapisan dan akuades.
·
Alat : 1. Cangkul, pisau,sekop
2. meteran.
3. botol sempro
1.2
Cara Kerja
·
Tekstur
:
1.
segenggam
tanah diremas-remas untuk melepaskan semua agregatnya, sehingga tanah menjadi
pasta liat ( kadar air antara BG dan BC ). Jika kurang, dibasahin sedikit demi
sedikit sambil di remas-remas.
2.
Tanah
dicoba bola secara dikepal-kepal.
3.
Tanah
dicoba pita secara di tekan dan didorong hati-hati dengan ibu jari dengan alas
jari telunjuk sampai ujung pita tanah melampauin ujung jari.
4.
Tanah
dibuat bubur, lalu digosok-gosokan dengan jari pada telapak tangan dan terasa.
·
Struktur
:
1.
tipe
dan diskripsi struktur dapat diamatin secara visual dengan menggunakan tabel.
2.
Ukuran
struktur dapat menggunakan tabel atau pembagian ukuran : sangat halus, halus,
sedang, kasar, dan sangat kasar.
3.
Kekuatan
struktur : tidak ada struktur (structureless), diberi notasi 0 nol. Lemah (weat) diberi notasi 1(satu), sedang
(moderate) : notasi 2 (dua), kuat (strong) :notasi 3 (tiga).
·
Konsistensi
tanah
1.Konsistensi
tanah basah
Ø
Kelekatan
(stickiness), ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara ibu jari
dan jari telunjuk.
Ø
Keliatan
= plastisitas (plasticitas), ditentukan dengan membuat tanah menjadi stik
diantara ibu jari dan jari telunjuk.
2.
Konsistensi
tanah lembab
Ø
Dipilih
tanah yang lembab lalu diremas-remas dengan tangan, dan tentukan nnilai
konsistensinya.
3.
Kosistensi
tanah kering
Ø
Dipilih
tanah kering angin dan di hancurkan dengan tangan.
IV.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel
pengamatan :
Kedalaman (cm)
|
Tekstur
|
Struktur
|
Konsistensi
|
0-6 cm
|
Liat berpasir
|
Remah
|
4
|
6-24 cm
|
Liat berpasir
|
Butiran
|
4
|
24-40 cm
|
Liat berdebu
|
Gumpal
bersudut
|
5
|
40 cm
|
Liat
|
Gumpal
bersudut
|
5
|
4.2
Pembahasan
Tekstur tanah
yang diamatin di lapangan merupakan tekstur liat berpasir untuk kedalaman 0-24
cm, sementara testur liat berdebu terletak di kedalaman 24-40 cm, dan tekstur
liat terdapat pada kedalaman 40 cm. Akan tetapi, dari masing-masing kedalaman
yang ada untuk membedakan masing-masing tekstur yang ada sangat sulit jika
hanya menggunakan pengliahatan saja.
Struktur tanah
yang ada dalam pengamatan di lapangan ialah, remah terletak pada kedalaman 0-6
cm. Butiran terletak pada kedalaman 6-24 cm, gumpalan bersudut terlihat pada
kedalaman 24-40 cm. Untuk dapat menentukan struktur yang ada di lapangan ini
tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat saja, akan tetapi harus di rasa
secara langsung oleh praktikan dengan indra perabah.
Konsistensi
tanah adalah ketahan tanah terhdap gaya-gaya yang bekerja padanya untuk
mengubah bentuk atau untuk memecah bongkahan. Dalam hal ini penentuan ketahan
tanah tersebut dapat di peroleh sebai berikut : konsistensi empat (4),
terkandung dalam kedalaman 0-24 cm. Konsistensi lima (5) terkandung di
kedalaman 24-40 cm. Penilaian konsistensi tersebut dapat dilakukan dengan
tangan dengan cara meremas-remas tanah tersebut, dengan ketentuan penilaian
sebagai berikut :
Ø
Konsistensi tanah basa :
0.
Tidak
lekat
1.
Agak
lekat
2.
Lekat
3.
Sangat
lekat
Ø
Kansistensi
tanah lembab
0.
Lepas
(loose)
1.
Sangat
gembur (very friable)
2.
Gembur
(friable)
3.
Teguh
(frim)
4.
Sangat
teguh (very frim)
5.
Luar
biasa teguh (extremely frim).
Ø
Konsistensi
tanah kering
0.
Lepas
(loose)
1.
Lunak
(soft)
2.
Agak
kasar
3.
Kasar
4.
Sangat
kasar
5.
Luar
biasa kasar.
Pertanyaan tugas mandiri :
1.
Apakah
mengalami kesulitan dalam mengikutin bagan alir penetapan takstur tanah? Kalau
ya, apa penyebabnya?
2.
Dari
berbagai tanah yang saudara amatin, faktor apa yang mempengaruhin perbedaan
sifat-sifat struktur dan konsistensi tanah?
Jawaban.
1.
Tidak,
karena saya menurut saya bagan tersebut sudah sangat jelas dipaparkan. Dimana,
sudah tertera tahap-tahap dari awal hingga akhir.
2.
Menurut
saya fktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan sifat struktur dan konsistensi
tanah ialah pada suhu dan kelembaban tanah itu tersebut. Karena suhu dan
kelembaban tersebut sangat mempengaruhi terhadap ketahana atas tanah .
V.
Simpulan dan
Saran
5.1
Simpulan
Dalam percobaan pengamatan tekstur, struktur dan
konsistensi di lapangan. Sangat sulit untuk membedakan sifat-sifat fisik dari
masing-masing lapisan yang ada, kesulitan-kesulitan tesebut terletak pada
kemiripan-kemiripan dari masing-masing lapisan horison yang ada. Dimana
perbedaan-perbedaan dari masing-masing horison yaris tidak berbeda antara warnanya.
Tekstur,
struktur dan konsistensi, merupakan sifat fisik tanah yang mana memiliki sifat
dan bagian-bagian tersendiri yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainya. Dimana tekstur tersebut ialah perbandingan relatif antara fraksi
pasir,debu dan liat. Sementara struktur ialah gumpalan dari partikel-partikel
primer yang terpisahkan dari gumpalan tanh yang lainoleh bidang-bidang lemah
tanah. Sedangkan konsistensi ialah ketahanan tanah terhadap gaya-gaya yang
berkerja padanya untuk mengubah bentuk atau memcah bongkahan.
5.2
Saran
Ø
Dalam
pengamatan yang dilakukan di lapangan secar langsung ini, praktikan harus
sangat dituntut untuk hiperaktif, akan apa-apa yang ada dan yang dilihat.
Ø
Setidaknya
tempat pengamatan sangt mempengaruhi dari hasil atau berhasilnya pengamatan
yang dilakukan ini, makah pilihlah tempat/lokasi yang strategis akan pengamatan
tekstur,struktur dan konsistisi tanah.
Daftar pustaka
Wikipedia. 2012. Tanah
. From http://id.wikipedia.org/wiki/tanah, 09 Oktober 2012
Anonymous.
2010. ilmutanahuns.files.wordpress.com/…/konsistensi-tanah.pdf. 09
Oktober 2012.
Anonymous.
2010. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-5
konsistensi.html. 09 Oktober
2012
LAPORAN
PRATIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
SEMESTER
GANJIL TAHUN 2012-2013
Judul:
SIDIK
CEPAT PENETAPAN TEKSTUR, STRUKTUR DAN KONSISTENSI TANAH DI LABORATORIUM
Oleh :
Nama
: Dian Budiarto
NPM
: E1J011041
Kelompok :
Kelas
: B
Pembimbing
: Ir. Hasannudin, M.P
Co-a
: Rennita G Manurung
LABORATORIUM
ILMU TANAH
PROGRAM
SETUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar