Pages

Minggu, 30 September 2012

Hama, penyakit, dan gulma pada tumbuhan


Hama, penyakit, dan gulma pada tumbuhan

Pengertian Hama, Penyakit, Gulma dan contoh-contohnya
—  Hama dan penyakit seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas rendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Sedangkan penyakit tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kekurangan hara pun termasuk golongan penyakit. Sedangkan gulma adalah tumbuhan liar yang mengganggu tanaman budidaya. Contoh : rumput, alang-alang, benalu.
Hama
—  Hama adalah pengganggu tanaman yang berupa hewan. Berdasarkan klasifikasi hama pengganggu tanaman, dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh, yaitu
  1. Mamalia               : babi hutan, burung
  2. Rodentia              : tikus sawah, tupai
  3. Anthropoda       : serangga/insekta (ulat)
  4. Nematoda          : ulat tanah, cacing
Pertumbuhan dan perkembangan hama seperti pertumbuhan dan perkembangan binatang lain. Mereka juga membutuhkan makanan yang mengandung gizi yang diperlukan oleh tubuh. Tatapi tidak setiap hama cocok dengan makanan yang ada pada seluruh bagaian tumbuhan, kadang-kadang mereka hanya makan bagian tertentu dari tanaman tersebut seperti pucuk tanaman atau titik tumbuh, daun, batang, akar, buah atau biji.
—  Kerusakan tanaman atau bagian tanaman yang disebabkan oleh hama menyebabkan kondisi tanaman menjadi tidak normal lagi. Tanda-tanda yang nampak dari luar pada tanaman yang sakit ialah :
  1. Terjadi perubahan warna pada organ tanaman, seperti daun dan batang menguning atau coklat.
  2. Tanaman layu sebagai akibat sel-sel dan jaringan tanaman yang dirusak oleh hama, bahkan tanaman tersebut bisa mati.
  3. Tanaman kerdil karena fungsi jaringan terganggu sehingga tidak dapat menyalurkan makanan dengan baik.
—  Kondisi tanaman yang tidak normal ini kelak dapat mengakibatkan tanaman kehilangan hasil (jield losses). Hal ini merupakan akibat proses terbentuknya buah atau biji terganggu oleh organ tubuh yang rusak. Beberapa contoh hama yang menyerang tanaman budidaya antara lain :
  1. Tikus menyerang padi, jagung dan singkong
  2. Tupai dan belalang Sexava menyerang kelapa
  3. Kutu loncat menyarang lamtorogung dan petai cina
  4. Ulat penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera)
  5. Hama wareng coklat menyerang batang padi (Nilaparvata lugens)
  6. Hama walang sangit menyerang bulir padi muda (leptocorisa oratorius (F))
  7. Ulat kupu artona menyerang kelapa
Penyakit
—  Penyakit adalah pengganggu tanaman yang disebabkan oleh bakteria, virus dan jamur (golongan mikroorganisme). Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit, terganggu aktivitas jaringan tanaman serta sel-sel yang didalamnya, menjadi tidak normal lagi.
—  Babarapa contoh penyakit yang menyerang tanaman budidaya yang disebabkan oleh mikroba (virus, jamur, bakteri) antara lain :
  1. Penyakit bulai, menyerang tanaman jagung yang disebabkan oleh cendawan/jamur.
  2. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) merupakan penyakit kerusakan pembuluh tapis/floem pada tanaman jeruk yang disebabkan virus.
  3. Jamur Armelaria, menyerang akar tanaman jeruk.
  4. Penyakit hangus, disebabkan oleh jamur Ustilago maydis yang menyebabkan biji jagung menjadi kehitaman.
  5. Penyakit VSD (Vascular Streak Dieback) yang menyerang jaringan pembuluh tanaman coklat.
  6. Penyakit tungro disebabkan oleh virus tungro, menyerang padi debgab gejala-gejala warna daun kuning, anakan berkurang, kerdil, seperti kurang nitrogen.
Gulma
—  Gulma biasanya dinamakan “tumbuhan pengganggu”, tetapi bagi gulma lebih populer disebut rumput-rumputan. Menurut para ahli, gulma terdiri atas 3 golongan utama : golongan rumput, golongan teki, golongan tumbuhan berdaun lebar. Gulma yang paling banyak mengganggu tanaman ialah golongan rumput, golongan berdaun lebar, dan yang paling sedikit golongan teki. Meskipun begitu, golongan teki ini yang banyak merusak.
Golongan rumput
Ø  Echinochloa crus galli (jawan, jajagoan)
Ø  Echinochloa colonum (tuton, jajagoan leutik)
Ø  Panicum repens (suket balungan, jajahean)


Golongan teki  
Ø  Cyperus difformis (sunduk welut, jukut papayungan)
Ø  Cyperus iria (jakeng)
Golongan berdaun lebar
Ø  Marsilea crenata (semanggen, semanggi)
Ø  Salvinia molesta (janji, jukut cai)
Ø  Sagittaria guayanensi (eceng)
Ø  Limnocharis flava (genjer)
Ø  Monochoria vaginalis (wewehan, eceng lembut)
—  Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma antara lain:
  1. Penyiangan dengan tangan dengan mencabut gulma
  2. Penyiangan dengan landak/alat mekanis/bajak kecil
  3. Mematikan rumput dengan perendaman
  4. Pengendalian dengan herbisida/bahan kimia untuk mengendalikan gulma
  5. Pengendalian dengan cara tumpang sari, misalnya dengan tanaman kacang-kacangan bisa menambah unsur nitrogen
Pengendalian dan pemberantasan hama, penyakit dan gulma tanaman
—  Pemberantasan gulma, hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan secara fisis (mekanik), secara kimiawi, secara biologis, dan secara langsung.
1.       Pemberantasan secara fisis yaitu memberantas gulma, hama, dan penyakit tumbuhan dengan membunuhnya satu per satu
2.       Pemberantasan gulma secara kimiawi yaitu memberantas gulma, hama, dan penyakit dengan menggunakan zat kimia atau pestisida.
—  Macam-macam pestisida sebagai berikut :
  1. Insektisida untuk mengendalikan serangga
  2. Fungisida untuk mengendalikan fungi atau jamur
  3. Herbisida untuk mengendalikan gulma
  4. Bakterisida untuk mengendalikan bakteri
  5. Rodentisida untuk mengendalikan tikus
  6. Moluskisida untuk mengendalikan moluska
  7. Nematisida untuk mengendalikan nematoda
—  Selain menggunakan zat kimia yang dibuat di pabrik (pestisida kimia sintetis) , pemberantasan penggangu tanaman dapat menggunakan berbagai jenis tanaman (pestisida nabati), misalnya sebagai berikut :
  1. Bawang putih untuk membunuh ngengat, belalang, dan ulat buah
  2. Tomat untuk membunuh ulat daun
  3. Cabai untuk memberantas semut dan serangga kecil lain
  4. Empon-empon (tanaman obat yang berbentuk umbi) untuk mengusir wareng
  5. Pestisida Bt (Bioteknologi) sekarang banyak digunakan untuk pengganti pestisida tang berbahaya. Pestisida Bt mengandung toksin (zat racun yang dihasilkan oleh suatu jenis organisme) dibuat secara alami melalui bakteri Bacillus thuringiensis.  Pestisida Bt tidak berbahaya bagi manusia dan hewan, tetapi profesional membasmi hama
  6. Pemberantasan hama secara biologis yaitu memberantas gulma, hama, atau penyakit dengan musuh alaminya atau dengan melapaskan hewan jantan mandul. Hewan jantan mandul diperoleh dengan cara meradiasi hewan jantan. Setelah itu, hewan jantan dilepaskan ke alam untuk bersaing dengan hewan jantan normal dalam membuahi hewan betina.
  7. Pemberantasan hama secara ekologis yaitu memberantas gulma, hama atau penyakit dengan cara merubah lingkungan
—  Pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil baik apabila memperhatikan hal berikut :
  1. Waktu penggunaan, pestisida hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja disaat pengguanaan cara lain sudah tidak memungkinkan lagi
  2. Dosis yang tepat, pestisida digunakan dengan dosis yang tepat disesuaikan dengan kondisi setempat
  3. Luas areal yang terserang, pestisida digunakan seperlunya saja sesuai dengan luas areal yang terserang agar efek lethal pestisida pada areal pertanaman yang lain tidak terpengaruh
  4. Jenis pestisida yang selektif, dipilih pestisida yang secara efektif hanya mematikan jenis hama atau penyakit sasaran saja dan mempunyai daya racun tinggi

1 komentar: